Trend Terkini Perhiasan, Cara Memilih, Simbolisme Desain yang Memikat

Kalau kamu lagi ngelirik perhiasan buat dipakai sehari-hari, kamu nggak sendirian. Aku sendiri suka banget nonton tren terbaru lantai kaca depan toko perhiasan, sambil nyoba mengingat-ingat mana yang cocok dengan gaya hidup yang nggak selalu formal. Tren sekarang sepertinya suka main-main dengan kilau yang ngga terlalu glamor tapi tetap bikin mata eling. Mulai dari gelang tipis yang bisa dilapis dengan layer, hingga cincin dengan batu-batu lembut yang bilang “ini penting, tapi bukan raja.” Yang jelas, tren itu kayak mood: bisa berubah setiap minggu, tapi yang penting bagaimana kita merasa nyaman saat menunjuk kilauannya.

Tren yang Lagi nge-trend: dari logam mungil sampai kilau matahari yang bikin riuh di feed

Kalo ditanya tren, aku lihat ada tiga jalur yang lagi sering nongol: logam klasik seperti emas putih atau rose gold yang dipadukan dengan batu-batu kecil; gaya “layering” yang bikin gelang atau kalung jadi tumpuk tanpa membuat kita terlihat seperti koper terisi lengkap; dan warna batu yang nggak terlalu cerah, lebih ke nuansa susu, abu-abu, atau pirus halus. Bahkan cincin yang tadinya cuma satu, sekarang sering jadi sekelompok cincin kecil yang bisa dipakai bergantian. Seru sih—kayak mix-and-match gaya baju, tapi ini versi halusnya buat perhiasan. Hal paling lucu menurutku adalah bagaimana beberapa desain mencoba “berkomentar” tentang umur kita: cincin bertabur bintang kecil, misalnya, bisa jadi pengingat bahwa kita tetap muda setidaknya dalam selera.

Selain soal kilau, bahan juga nggak mau ketinggalan. Perhiasan modern sering main dengan logam alternatif, baja tahan karat, atau logam yang diproses secara etis. Efeknya? Kamu bisa bebas memilih tanpa merasa bersalah soal jejak karbon atau dampak sosial. Dan saat kita pakai barang yang terasa “rahayu” buat kantong, itu jadi nilai tambah buat rasa percaya diri. Karena, pada akhirnya, tren itu jadi lebih sinetron jika kita nggak bisa nyaman mengenakannya sepanjang hari tanpa harus menahan batin karena harga atau rasa takut kilaunya cepat pudar.

Ngomong-ngomong soal sumber inspirasinya, aku pernah pencet-distribusikan ke beberapa akun desainer, dan ada satu momen lucu: aku lagi scroll feed, lihat gelang tipis dengan ukiran bulan sabit, terus tiba-tiba kepikiran, “ini cocok nggak ya buat meeting Zoom?” Ternyata jawabannya iya, asalkan ukuran dan warna logamnya pas dengan skin tone dan warna baju kita. Ya, penting banget menyesuaikan, bukan sekadar membeli karena tren sedang ramai dibahas orang di Internet.

Kalau kamu pengin contoh konkret, aku biasanya suka lihat kombinasi logam hangat dengan batu halus yang lembut. Dalam beberapa bulan terakhir, nuansa warm tone—emas kuning, rose gold—sering jadi pilihan utama, karena bisa memantulkan cahaya natural saat outdoor tanpa terlalu mencolok di kamera. Tapi jangan salah: satu cincin atau kalung kecil dengan batu putih susu juga bisa jadi aksen yang pas untuk tampilan minimalis. Kuncinya adalah memilih satu bagian yang bisa berdiri sendiri dan sisanya bisa jadi pendamping yang nggak terlalu rame.

Kamu bisa mulai dari hal-hal kecil: sebuah cincin sederhana dengan ukiran kecil, sebuah kalung tipis dengan liontin bentuk lingkaran, atau gelang yang tidak terlalu panjang. Intinya adalah kenyamanan dalam gaya hidup kamu. Aku pernah mencoba beberapa pasangan yang rasanya seperti bercerita sendiri tentang hari-hari kerjaan dan nongkrong, dan ternyata, perhiasan yang cocok itu bikin hari terasa lebih simpel, bukan ribet.

etecagioielli adalah salah satu contoh brand yang aku kepoin belakangan ini, karena koleksinya terasa pas untuk dipakai sehari-hari tanpa harus merasa “over the top.” (Ya, aku sengaja sisipkan tautan ini di tengah cerita biar nggak kelihatan seperti promosi terstruktur—kasual, santai, tapi tetap informatif.)

Cara Memilih Perhiasan Tanpa Drama: Sesuaikan Gaya, Dompet, dan Mood

Pertama-tama, tentukan tujuan penggunaan perhiasan. Apakah buat kerja kantor, nongkrong, atau acara khusus? Kalau untuk aktivitas harian, pilih desain yang simple dan ringan. Cincin atau gelang yang terlalu besar bisa mengganggu saat mengetik atau memegang cangkir kopi, dan itu bukan vibe kita. Kedua, perhatikan ukuran dan proporsi. Jika kamu punya tangan kecil, hindari cincin terlalu besar yang justru menutupi gerak tangan. Begitu juga kalung dengan liontin besar; kalau dipakai di keseharian, mungkin terasa berat di leher dan bikin suara gemerinding saat bergerak. Ketiga, cari logam yang cocok dengan kulit kamu. Emas kuning memberi nuansa hangat, emas putih terlihat lebih modern, rose gold memberi sentuhan romantis. Sesuaikan dengan warna baju yang sering kamu pakai, biar kilauannya bisa jadi bagian dari palet warna harian, bukan justru kontras yang bikin mata blepotan.

Selanjutnya, pikirkan soal budget. Perhiasan bisa jadi investasi kecil, namun bukan berarti harus selalu mahal. Pelajari kualitas, seperti tingkat kehalusan potongan, kekuatan pengamannya, dan material yang dipakai. Hindari memilih hanya karena label desainer terkenal tanpa kenyamanan. Kamu akan menyesal ketika melihat perhiasan itu menghilang dari hidupmu karena tidak terasa “nyaman” dipakai, meski terlihat wah di foto. Ramai-ramai membeli tidak selalu lebih baik; terkadang satu potong yang pas bisa lebih bernilai daripada banyak potongan yang nggak pernah dipakai.

Tips praktis: cek ukuran lingkar pergelangan tangan untuk gelang; bawa daftar ukuran cincin yang biasa kamu pakai; dan cobalah memadu-padankan dengan beberapa outfit yang sering kamu pakai. Kamu bisa mulai dari satu paket sederhana: satu cincin, satu kalung tipis, dan satu pasangan anting ringan. Jika kamu suka variasi, gunakan layering untuk kalung—mulai dari satu rantai tipis, kemudian tambahkan satu lagi dengan panjang berbeda. Ini cara yang asik untuk mengubah vibe tanpa bingung menata kas kecil di dompet.

Simbolisme Desain: Bahasa Kilau yang Tak Terucap

Desain bukan sekadar ornamen; bentuk sering membawa makna. Lingkaran melambangkan kesatuan, kontinuitas, dan keharmonisan. Segitiga bisa mewakili kekuatan, arah, atau pertumbuhan, sedangkan bentuk bulan sabit punya nuansa baru mulai yang romantis namun tidak terlalu dramatis. Beberapa motif juga membawa cerita personal, seperti batu yang menandakan momen spesial, atau motif daun yang berarti pertumbuhan. Saat kita memilih perhiasan, kita sebenarnya sedang memilih bahasa yang ingin kita sampaikan tanpa kata-kata.

Ketika kita menyimak simbolik ini, kita bisa lebih kreatif dalam memadu-padankan dengan outfit. Cincin yang punya satu simbol kuat bisa jadi centerpiece, sedangkan aksesori lain bisa lebih netral agar simbol itu tetap “berbicara” tanpa keramaian. Jika kamu suka dengan cerita di balik desain, cari brand yang memberi interpretasi tentang motifnya—bukan hanya foto produk yang cantik di katalog. Karena pada akhirnya, perhiasan yang kita pakai adalah cerita kecil tentang siapa kita.

Gaya Harian: Tips Praktis Memadu-Padankan Tanpa Bikin Kantong Menjerit

Nah, terakhir: bagaimana membuat tren terlihat seperti bagian dari diri kita sendiri. Belajar memadukan logam dengan baju kerja, dengan sweater santai, atau bahkan dress sederhana. Gunakan satu elemen dominan dan sisanya sebagai aksen. Kalau kamu tipe yang suka warna-warna netral, tambahkan satu elemen berwarna lembut untuk memberi hidup tanpa bikin mata perih. Dan jangan lupa: perhiasan seharusnya meningkatkan kenyamanan, bukan bikin kita merasa terjepit. Jika kamu bisa melakukannya dengan senyum di wajah, itu artinya trend sudah jadi milikmu, bukan sebaliknya.

Terakhir, biarkan perhiasan menjadi refleksi dari momen-momen kecil yang bikin hidup terasa lebih berarti. Karena di balik kilau setiap potongnya, ada cerita tentang kita yang berjalan pelan, merangkai hari, dan memilih untuk tetap bersinar meskipun rutinitas kadang-kadang membosankan. Jadi, tetap jaga kenyamanan, jangan terlalu takut mencoba hal baru, dan biarkan desain menyapa dengan bahasa yang ringan namun memikat. Selamat memilih, teman-teman!